DEFINING MOMENT: SUDAHKAH SAYA MENJADI MURID PEMBELAJAR?
- Availability: In Stock
DEFINING MOMENT: SUDAHKAH SAYA MENJADI MURID PEMBELAJAR?
Setiap kita mungkin pernah mendengar kalimat demikian, “Saya sudah memiliki pengalaman banyak dan saya sudah belajar sejak dahulu dibanding kamu dan saya lebih tahu dari kamu dan sebaiknya kamu nurut saja deh dan contoh dari pengalaman saya selama ini....” Dan kebanyakan pernyataan seperti ini disampaikan oleh mereka yg lebih senior baik dalam usia dan pekerjaan kepada yg juniornya.
Menjadi pertanyaan saya bagi teman-teman adalah bagaimana pemikiran dan sikap hati serta tindakan teman-teman saat mendengarkan kalimat seperti itu? Apakah teman-teman merasa jengkel, sebel, bahkan sakit hati dgn orang yg menyampaikan tsb? Atau kebalikannya teman-teman tetap fokus apa yg menjadi pesan yg dimaksud (konten) dari apa yg disampaikan dan tdk terlalu memikirkan pada konteks dari pihak yg menyampaikan pernyataan tsb?
Saya cukup sering mendengarkan pernyataan seperti itu, awal-awal saya merasa jengkel, sebel dan marah serta kadang kala suka berdebat dengan orang tsb, mengapa demikian karena memang diri saya yg sejak dini ada beberapa yg harus saya bereskan karena pengetahuan, didikan dan pengalaman yg membentuknya sehingga memiliki pride yg terlalu tinggi sehingga tidak menjadi pribadi yg mau belajar (murid pembelajar).
Setelah saya mengalami banyak proses pembentukan yg Tuhan berikan ke dalam kehidupan saya, maka ada Defining Moment yg mengajarkan dan membentuk pribadi saya menjadi Murid Pembelajar. Saya teringat dengan suatu kata yg menyentuh kedalaman hati saya yg menyatakan bahwa seorang murid ia harus mempertajam pendengaranku (listening skills), melatih lidah untuk berkata yang benar dan memberikan semangat, serta bahkan kita “dipermalukan dan dihina” dalam pembentukan kita sebagai murid pembelajar (Prophet Isaiah). Bagi saya perkataan yg mulia ini menempa saya untuk terus berusaha dan berjuang menjadi Murid Pembelajar.
Di awal sangat sulit saya untuk bisa berubah, namun banyak cara yg Tuhan berikan kepada saya untuk dibentuk, asal saya mau membuka diri dan meminta kepada Tuhan agar memiliki hati yg bisa diubahkan. Salah satu adalah bisa dengan kegagalan-kegagalan saat tidak mau menjadi murid Pembelajar dalam pekerjaan dan pelayanan, dan bahkan bisa juga dengan kelemahan tubuh dan fisik yg Tuhan izinkan masih ada dalam kehidupan saya sampai saat ini untuk mengingatkan saya dibentuk dan diproses menjadi murid Pembelajar. Saya tahu bahwa pribadi yg keras seperti ini dan Tuhan memiliki tujuannya tersendiri dalam diri setiap orang maka Dia akan menggunakan cara terbaik menurut kehendak-Nya dalam mendidik dan memproses kita.
Bagi saya mau menjadi Murid Pembelajar adalah salah satu cara saya melatih diri untuk mengetahui kehendak Tuhan di dalam diri saya. Saat saya tahu apa yg menjadi kehendak Tuhan sebagai Murid Pembelajar maka janji-janji Tuhan akan meneguhkan hati saya untuk menjalaninya seperti keteguhan gunung batu dan sayatidak akan mendapatkan malu.
Saat ini saya sudah berproses jatuh bangun menjadi Murid Pembelajar, namun dalam kejatuhan saya tidak lagi saya memulai dengan titik nol, tapi harus memiliki akar prinsip dan hati yg kokoh, mengalami pertumbuhan diri dan menghasilkan berbuah tindakan kebaikan. Jadi bagi saya saat ini adalah menjadi Murid Pembelajar harus terus saya perjuangkan, saya akan fokus pada konten, yaitu isi dan maksud dalam pengajarannya dan tidak lagi diganggu dengan konteks yang berkaitan dgn hal-hal konteksnya.
Tuhan jg yg menuntun dan menunjukkan kpd kita semua, teman-teman di #LinkedIn untuk memiliki Defining Moment menjadi Murid Pembelajar utk menumbuhkan perjalanan dan pengalaman spiritualitas kita.
#catatanpenting
#personalreflection